Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Undangan Perang Terbuka Gegerkan Alor, Polisi Turun Redam Massa

BRIMO

Viral Undangan Perang Terbuka di Alor, Aparat dan Tokoh Masyarakat Turun Tangan Redam Bentrokan

News DeltaPawan- Suasana di Kabupaten Alor sempat memanas setelah dua kelompok pemuda dari Kampung Welai Barat dan Kelurahan Wetabua hampir terlibat bentrok. Pemicu ketegangan ini adalah beredarnya undangan perang terbuka yang viral di media sosial sejak Senin, 15 September 2025.

Dalam pesan berantai yang menyebar melalui grup WhatsApp, para pemuda Welai Barat menantang pemuda Wetabua untuk melakukan perang terbuka. Bahkan, undangan itu ditulis secara resmi, lengkap dengan tanda tangan dan dilampiri sebuah BH atau kutang sebagai simbol.

Klik Disini

“Jika teman-teman pemuda Wetabua setuju maka segera konfirmasi kepada kami. Kami akan menunggu dengan jiwa kesatria. Lampiran BH itu menandakan bahwa kami adalah laki-laki bukan wanita,” demikian bunyi surat undangan yang beredar luas.

Undangan Perang Terbuka Gegerkan Alor, Polisi Turun Redam Massa
Undangan Perang Terbuka Gegerkan Alor, Polisi Turun Redam Massa

Baca Juga : Mbappé Dua Gol ke Gawang Marseille, Real Madrid Amankan Tiga Poin Perdana Liga Champions

Pemicu Kericuhan: Kasus Pemukulan

Berdasarkan informasi yang dihimpun, undangan itu merupakan buntut dari insiden pemukulan terhadap seorang pemuda bernama Dimas Marokang pada Sabtu, 13 September 2025. Dimas diduga dianiaya oleh sekelompok pemuda Wetabua, sehingga memicu kemarahan kelompok Welai Barat.

Alih-alih membawa kasus ini ke jalur hukum, para pemuda Welai Barat justru memilih menantang kelompok lawan untuk adu fisik di lapangan terbuka. Bahkan, dalam undangan itu mereka meminta pihak kepolisian untuk hadir sebagai “wasit” dalam perang terbuka tersebut.

Pemerintah dan Aparat Bergerak Cepat

Mengetahui kabar ini, sejumlah pejabat daerah, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan langsung turun tangan. Polisi bersama TNI dan perangkat desa segera menggelar pertemuan darurat untuk meredam emosi kedua belah pihak.

Kapolres Alor, melalui pernyataan resminya, menegaskan bahwa aksi perang terbuka ini jelas melanggar hukum. “Kami mengimbau seluruh pemuda untuk menahan diri. Masalah ini akan diselesaikan sesuai prosedur hukum. Tidak boleh ada bentrok yang mengancam keselamatan masyarakat,” tegasnya.

Selain aparat, tokoh adat dan tokoh agama juga ikut membantu memberikan nasihat dan mediasi agar kedua kelompok mengedepankan perdamaian. “Pertikaian seperti ini tidak akan membawa manfaat. Yang rugi adalah masyarakat sendiri,” ujar salah satu tokoh adat setempat.

Situasi Berangsur Kondusif

Berbagai upaya dialog dan mediasi terus dilakukan hingga malam hari. Sejumlah perwakilan pemuda dari kedua belah pihak akhirnya menyatakan siap duduk bersama untuk menyelesaikan masalah secara damai.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai adanya korban jiwa atau luka-luka akibat ketegangan ini. Namun, pihak keamanan tetap berjaga di sekitar lokasi untuk mencegah terjadinya bentrok susulan.

Ajakan untuk Menjaga Perdamaian

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menahan emosi dan menyelesaikan konflik melalui jalur hukum. Pemerintah daerah berharap seluruh warga Alor dapat tetap menjaga kerukunan dan tidak mudah terprovokasi oleh pesan di media sosial.

“Perbedaan pendapat itu wajar, tetapi jangan sampai merusak persaudaraan. Mari kita jaga Alor tetap aman dan damai,” pesan Bupati Alor dalam keterangan tertulisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *