News DeltaPawan – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp131,84 triliun hingga semester I 2025. Jumlah tersebut setara 45,86 persen dari target tahunan Rp300 triliun, dan telah menjangkau 2,28 juta debitur UMKM di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa tingkat kredit bermasalah (NPL) KUR tetap terkendali di angka 2,38 persen, jauh lebih rendah dibandingkan NPL rata-rata kredit UMKM nasional yang mencapai 4,36 persen.
“Yang menggembirakan, 60 persen penyaluran KUR mengalir ke sektor produksi. Ini bukti bahwa KUR mendorong produktivitas dan bukan hanya konsumsi,” ujar Airlangga, Jumat (11/7/2025).
Dua Terobosan Baru: KUR Tebu dan KUR Perumahan UMKM
Untuk mendukung transformasi ekonomi nasional dan mewujudkan visi Astacita Presiden Prabowo, pemerintah meluncurkan dua skema baru KUR yang bersifat strategis:
1. KUR untuk Petani Tebu
Program ini bertujuan mendukung swasembada gula konsumsi 2028. Mengingat 86% lahan tebu rakyat telah menua, Airlangga menyebut relaksasi KUR diberikan tanpa agunan tambahan. Off-taker atau pembeli hasil tani diberi kewenangan memvalidasi dan menjamin petani sebagai avalist.
2. KUR Perumahan UMKM
Skema ini mendukung Program Tiga Juta Rumah. Pengembang, kontraktor, dan pedagang material UMKM dapat mengakses pembiayaan hingga Rp5 miliar dengan bunga tetap 5%. Di sisi permintaan, UMKM yang ingin membangun atau merenovasi rumah untuk usaha bisa mendapatkan KUR hingga Rp500 juta dengan bunga 6–9% dan tenor 5 tahun.
“Setiap Rp1 investasi sektor perumahan menghasilkan Rp1,74 output ekonomi dan menyerap 13,8 juta tenaga kerja per tahun,” kata Airlangga.
Inklusi Keuangan dan Graduasi UMKM Meningkat
Hingga pertengahan 2025, lebih dari 1 juta pelaku usaha mengakses KUR untuk pertama kalinya. Sementara itu, 500 ribu pelaku usaha naik kelas (graduasi) dari skala mikro ke kecil-menengah. Ini menunjukkan bahwa KUR tidak sekadar memberi bantuan finansial, tetapi juga mendorong keberlanjutan dan peningkatan kapasitas usaha.
Konversi Debitur dan Dukungan Daerah
Dari 1,87 juta calon debitur potensial yang diusulkan oleh pemerintah daerah, sekitar 1,27 juta berhasil dikonversi menjadi debitur aktif. Provinsi dengan konversi tertinggi adalah Maluku Utara, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Program Pembiayaan Lain Ikut Dipercepat
Selain KUR, pemerintah juga mendorong percepatan program pembiayaan seperti:
-
Kredit Alsintan (alat dan mesin pertanian) melalui 15 bank penyalur
-
Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang kini dalam tahap finalisasi regulasi
Total anggaran subsidi bunga seluruh program pembiayaan tahun 2025 mencapai Rp38,28 triliun.
“KUR bukan sekadar pembiayaan. Ini adalah instrumen strategis untuk membangun masa depan UMKM dan rakyat. Kami yakin target 2025 akan terlampaui,” tutup Airlangga.