Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Kobaran Api di Jalur Rel Shostka: Saksi Mata Ceritakan Detik Serangan Drone

BRIMO

Serangan Drone Rusia Hantam Stasiun Kereta Ukraina, Tewaskan Warga Sipil — Zelensky Kecam Tindakan Biadab

News DeltaPawan- Suasana damai di Stasiun Kereta Api Shostka, wilayah Sumy, berubah mencekam pada Sabtu pagi ketika sejumlah drone Rusia menyerang kawasan tersebut. Ledakan keras mengguncang area stasiun, membakar dua gerbong penumpang, dan menewaskan sedikitnya satu orang warga sipil. Serangan ini kembali menambah panjang daftar korban akibat konflik yang tak kunjung usai antara Rusia dan Ukraina.

Menurut laporan dari Layanan Darurat Negara Ukraina (SES), korban tewas diketahui seorang pria berusia 71 tahun yang ditemukan di dalam salah satu gerbong kereta yang terbakar. Sementara itu, tujuh orang lainnya terluka, termasuk tiga anak-anak yang saat kejadian tengah berada di peron bersama keluarganya. “Api dengan cepat menjalar ke gerbong penumpang. Saat petugas pemadam berupaya memadamkan api, mereka kembali diserang oleh drone,” tulis SES dalam pernyataannya. Beruntung, tim penyelamat berhasil selamat dan berhasil menjinakkan kobaran api setelah beberapa jam.

Klik Disini

Gubernur Sumy, Oleh Hryhorov, mengonfirmasi bahwa salah satu kereta yang sedang menuju Kyiv ikut terkena dampak serangan.

“Tim medis dan penyelamat segera dikerahkan. Kami berupaya mengevakuasi para korban secepat mungkin,” ujarnya melalui kanal Telegram resminya. Ia juga membagikan beberapa foto yang menunjukkan gerbong penumpang hangus terbakar dan puing-puing berserakan di sekitar rel.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan “biadab dan tidak berperikemanusiaan”. Dalam pernyataannya, Zelensky menegaskan bahwa Rusia telah melampaui batas dalam menyerang fasilitas publik dan warga sipil. “Serangan terhadap stasiun kereta, tempat di mana keluarga berkumpul dan anak-anak bepergian, menunjukkan kebrutalan rezim Rusia. Dunia harus melihat bahwa ini bukan perang, ini teror terhadap rakyat Ukraina,” katanya dalam unggahan di media sosial X.

Pernyataan senada disampaikan Andriy Yermak, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, yang menuduh Rusia sengaja menargetkan infrastruktur sipil. “Mereka tahu betul bahwa di sana ada warga sipil, bukan tentara. Ini adalah bentuk perang psikologis untuk memutus komunikasi dan melemahkan semangat rakyat,” ujar Yermak.

Kobaran Api di Jalur Rel Shostka: Saksi Mata Ceritakan Detik Serangan Drone
Kobaran Api di Jalur Rel Shostka: Saksi Mata Ceritakan Detik Serangan Drone

Baca Juga : Sabu dari Pontianak Timur, Nelayan Ketapang Tertangkap Basah di Mempawah

Sementara itu, Kepala Distrik Shostka, Oksana Tarasiuk, menyebut serangan ini merupakan upaya sistematis untuk mengisolasi wilayah-wilayah di dekat garis depan. “Rusia ingin memutus konektivitas kami dengan wilayah lain. Mereka tahu betapa pentingnya jalur kereta bagi pasokan logistik dan evakuasi warga,” ungkapnya kepada penyiar publik Ukraina.

Hingga saat ini, pihak Rusia belum memberikan komentar resmi mengenai serangan di Stasiun Shostka.

Moskow selama ini bersikeras bahwa operasi militernya hanya menyasar fasilitas militer dan pabrik senjata. Namun, serangan terhadap infrastruktur sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan transportasi umum terus berulang selama beberapa bulan terakhir, memicu kecaman dari berbagai negara dan lembaga internasional.

Konflik antara Rusia dan Ukraina kini memasuki tahun ketiga, dan eskalasi serangan menggunakan drone kamikaze kian meningkat. Menurut analis militer, serangan terhadap stasiun kereta bisa menjadi strategi baru Rusia untuk mengganggu mobilitas pasukan Ukraina dan suplai bantuan kemanusiaan.

Meski begitu, semangat rakyat Ukraina tampak belum padam. Di tengah puing-puing stasiun yang hangus, relawan dan petugas tampak bahu-membahu membersihkan lokasi dan memperbaiki jalur yang rusak. “Kami tidak akan berhenti. Stasiun ini akan dibuka lagi, dan kehidupan akan terus berjalan,” ujar salah satu sukarelawan dengan mata berkaca-kaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *