Trump Klaim AS Raup Keuntungan dari Perang Rusia–Ukraina, Kritik Bantuan Era Biden
News DeltaPawan- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan kontroversial terkait perang Rusia–Ukraina. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Jumat (19/9/2025), Trump mengungkapkan bahwa Amerika Serikat justru meraup keuntungan dari konflik tersebut.
Menurut Trump, kebijakannya berbeda jauh dengan pemerintahan sebelumnya yang memberikan bantuan militer tanpa syarat kepada Kiev. Ia menilai pendekatan yang ia ambil lebih menguntungkan bagi keuangan Amerika sekaligus mendorong negara-negara anggota NATO untuk menanggung biaya perang.
Penjualan Senjata kepada NATO
Trump memuji kesepakatan yang ia tandatangani pada Juli lalu, di mana AS menjual berbagai peralatan militer kepada anggota NATO. Peralatan itu kemudian dikirimkan oleh negara-negara anggota ke Ukraina untuk mendukung perlawanan terhadap Rusia.
“Kami tidak lagi mengeluarkan uang secara cuma-cuma untuk perang. Anda tahu, kami dibayar untuk semua yang telah kami kirim, tidak seperti Biden yang memberi mereka USD 350 miliar,” tegas Trump. Ia menambahkan, “Sebenarnya saya tidak ingin meraup untung dari perang itu, tetapi kenyataannya kami justru mendapat keuntungan karena mereka membeli peralatan kami.”
Baca Juga : Liga Champions 2025/2026 Dimulai! Ini Jadwal, Hasil, dan Klasemen Terbaru
Kritik terhadap Kebijakan Era Biden
Trump dalam beberapa kesempatan kerap melontarkan kritik tajam kepada mantan Presiden Joe Biden. Ia menilai Biden terlalu mudah menyetujui paket bantuan militer besar-besaran untuk Ukraina. Ia bahkan menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai “penjual terhebat di dunia” karena mampu meyakinkan banyak negara untuk memberikan bantuan.
Bagi Trump, skema yang lebih adil adalah anggota NATO Eropa menanggung beban utama mendukung Ukraina, bukan hanya AS. “Itu bukan perang kita, jadi negara-negara Eropa seharusnya menanggung biaya lebih besar,” ujarnya.
Negosiasi dan Tantangan Diplomasi
Sejak awal masa jabatannya, Trump berulang kali menyatakan ingin menghentikan perang Rusia–Ukraina melalui jalur diplomasi. Pada awal tahun ini, ia bahkan membuka kembali negosiasi langsung dengan Moskow untuk mencari jalan damai. Namun, baru-baru ini ia mengakui upaya memediasi konflik tersebut jauh lebih sulit daripada yang ia bayangkan.
Moskow sendiri bersikeras bahwa sebanyak apa pun senjata Barat dikirim ke Kiev, hal itu tidak akan menghalangi kemenangan tentaranya. Rusia juga berulang kali menuduh NATO sebagai pihak yang secara de facto ikut serta dalam konflik tersebut.
Respons Dunia Internasional
Pernyataan Trump tentang “meraup keuntungan dari perang” memicu beragam reaksi. Sebagian pengamat menilai langkah itu cerdik karena membebaskan APBN AS dari beban besar, sementara pihak lain menilai hal itu berpotensi memperpanjang konflik. Meski begitu, Trump menegaskan prioritasnya adalah “melindungi kepentingan Amerika” sambil tetap menekan Rusia dan menjaga stabilitas kawasan Eropa Timur melalui NATO.
Dengan pernyataan terbarunya, Trump kembali menunjukkan gaya diplomasi khasnya: keras, penuh perhitungan bisnis, dan menuntut sekutu AS untuk berbagi beban. Namun, keberhasilannya dalam memediasi perdamaian Rusia–Ukraina masih menjadi tanda tanya besar.